Sabtu, 27 Juni 2009
Selasa, 16 Juni 2009
SEJARAH KOTA YOGYAKARTA
|
VISI
KOTA YOGYAKARTA
Terwujudnya
Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan yang berkualitas, Pariwisata
yang berbudaya, pertumbuhan dan pelayanan jasa yang prima, ramah
lingkungan serta masyarakat madani yang dijiwai semangat Mangayu
Hayuning Bawana
MISI
KOTA YOGYAKARTA
Menjadikan
dan mewujudkan lembaga pendidikan formal, non formal dan sumber daya
manusia yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi serta
kompetitif dalam rangka mengembangkan pendidikan yang berkualitas.
Menjadikan
dan mewujudkan pariwisata , seni dan budaya sebagai unggulan daerah
dalam rangka mengembangkan kota sebagai kota pariwisata yang
berbudaya.
Menjadikan
dan mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai motor penggerak pertumbuhan
dan pelayanan jasa yang prima untuk wilayah Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan .
Menjadikan
dan mewujudkan masyarakat yang menyadari arti pentingnya kelestarian
lingkungan yang dijiwai semangat ikut memiliki/handarbeni.
Menjadikan
dan mewujudkan masyarakat demokrasi yang dijiwai oleh sikap
kebangsaan Indonesia yang berketuhanan, berkemanusiaan yang adil dan
beradab, berkerakyatan dan berkeadilan sosial dengan semangat
persatuan dan kesatuan.
|
LAMBANG
KOTA YOGYAKARTA
Dasar | ||||
| Ketetapan | |||
Makna | ||||
1. | a. | Perbandingan | ||
| b. | Warna | ||
|
| Warna | ||
|
| Warna | ||
|
| Warna | ||
|
| Warna | ||
2. | Mangayu | |||
3. | a. | Bintang | ||
| b. | Padi | ||
4. | Perisai | |||
5. | Tugu | |||
6. | a. | Dua | ||
| b. | Gunungan | ||
|
| - | Beringin | |
|
| - | Banteng | |
|
| - | Keris | |
7. | Terdapat | |||
| a. | Gunaning | ||
| b. | Warna | ||
| ||||
|
|
Senin, 08 Juni 2009
Kamis, 04 Juni 2009
BEDHAYA "TUNJUNG ANOM"
Pencipta |
Sri Sultan Hamengku Buwono VIII |
Jumlah Penari |
9 (sembilan ) orang putri |
Komposisi |
0 0 |
Nama Posisi Penari |
1.Endhel Pajeg 2.Batak 3.Jangga 4.Dhadha 5.Bunthil 6.Apit Ngajeng 7.Apit Wingking 8.Endhel Wedalan Ngajeng 9.Endhel wedalan Wingking |
Property |
Pistol |
Sekilas Cerita |
Mengisahkan tentang Prabu Harjuna Sosrobahu raja negara Maespati yang melamar Dewi Citrawati puteri raja negara Manggada . Sumantri diutus untuk melamarkan dan berhasil memboyong Dewi Citrawati, setelah dapat menaklukan yang juga melamar sang Dewi . Setelah berhasil Sumantri ingin mencoba kesaktian Prabu Harjuna Sasrabahu , akan tetapi dapat ditaklukan oleh sang Prabu. Akhirnya Dewi Citrawati tetap menjadi isteri Prabu Harjuna Sosrobahu dan Sumantri dijadikan patih negara Maespati |
Tata Pakaian |
Pada jaman dahulu Tata pakaian Bedhaya seperti pada tata Pakaian pengantin Basahan ( Kebesaran ). Sekarang ini terdiri atas : - Hiasan kepala dengan jamang - Telinga memakai Ron - Cundhuk menthul - Cundhuk jungkat - Risolin - Pelik - Ceplok jebehan - Kondhe dengan bentuk gelung bokor - Godhegan - Kalung susun - Kelat Bahu - Gelang kana 1 (satu) pasang - Subang 1 (satu) pasang - Cincin 1 (satu) pasang - Baju tanpa lengan dari bahan beludru - Sondher (sampur ) Cindhe - Slepe berwarna emas - Keris bentuk branggah, dengan oncen - Kain batik biasanya bercorak parang rusak |
Tata Iringan |
- Gending Ladrang atau sabrangan - Kendhangan Soroyuda - Ketawang , Ayak-ayak , Srepegan |
Keterangan |
Komposisi tari Bedhaya tersebut dengan istilah lajuran , yang merupakan bentuk badan manusia. Tari ini merupakan koleksi Kraton Yogyakarta. |
BEDHAYA "SINOM"
Pencipta |
Sri Sultan Hamengku Buwono V |
Tahun |
1921-1939 |
Jumlah Penari |
9 (sembilan ) orang putri |
Komposisi |
0 0 |
Nama Posisi Penari |
1.Endhel Pajeg 2.Batak 3.Jangga 4.Dhadha 5.Bunthil 6.Apit Ngajeng 7.Apit Wingking 8.Endhel Wedalan Ngajeng 9.Endhel Wedalan Wingking |
Property |
Dhuwung ( Keris ) |
Sekilas Cerita |
Mengisahkan Dewi Widaninggar dan Dewi Widaningrum yang akan membalas dendam atas kematian Dewi Adaninggar oleh Dewi Kelaswara , akan tetapi mereka dapat dikalahkan oleh senopati negara Koparman. |
Tata Pakaian |
Pada jaman dahulu Tata pakaian Bedhaya seperti pada tata pakaian pengantin Basahan ( Kebesaran ). Sekarang ini terdiri atas : - Hiasan kepala dengan jamang - Telinga memakai Ron - Cundhuk menthul - Cundhuk jungkat - Risolin - Pelik - Ceplok jebehan - Kondhe dengan bentuk gelung bokor - Godhegan - Kalung susun - Kelat Bahu - Gelang kana 1 (satu) pasang - Subang 1 (satu) pasang - Cincin 1 (satu) pasang - Baju tanpa lengan dari bahan beludru - Sondher (sampur ) Cindhe - Slepe berwarna emas - Keris bentuk branggah, dengan oncen - Kain batik biasanya bercorak parang rusak |
Tata Iringan |
- Gending Ladrang atau sabrangan - Kendhangan Soroyuda - Ketawang , Ayak-ayak , Srepegan |
Keterangan |
Komposisi tari Bedhaya tersebut dengan istilah lajuran , yang merupakan bentuk badan manusia. Tari ini merupakan koleksi Kraton Yogyakarta. |
BEDHAYA "KUWUNG-KUWUNG"
Pencipta |
Sri Sultan Hamengku Buwono VII |
Jumlah Penari |
9 (sembilan ) orang putri |
Komposisi |
0 0 |
Nama Posisi Penari |
1.Endhel Pajeg 2.Batak 3.Jangga 4.Dhadha 5.Bunthil 6.Apit Ngajeng 7.Apit Wingking 8.Endhel Wedalan Ngajeng 9.Endhel Wedalan Wingking |
Property |
Dhuwung ( keris ) |
Sekilas Cerita |
Pada waktu Sri Sultan Hamengku Buwono VII menerima Bintang kehormatan dari pemerintah Belanda |
Tata Pakaian |
Pada jaman dahulu Tata pakaian Bedhaya seperti pada tata pakaian pengantin Basahan ( Kebesaran ). Sekarang ini terdiri atas : - Hiasan kepala dengan jamang - Telinga memakai Ron - Cundhuk menthul - Cundhuk jungkat - Risolin - Pelik - Ceplok jebehan - Kondhe dengan bentuk gelung bokor - Godhegan - Kalung susun - Kelat Bahu - Gelang kana 1 (satu) pasang - Subang 1 (satu) pasang - Cincin 1 (satu) pasang - Baju tanpa lengan dari bahan beludru - Sondher (sampur ) Cindhe - Slepe berwarna emas - Keris bentuk branggah, dengan oncen - Kain batik biasanya bercorak parang rusak |
Tata Iringan |
- Gending Ladrang atau sabrangan - Kendhangan Soroyuda - Ketawang , Ayak-ayak , Srepegan |
Keterangan |
Komposisi tari Bedhaya tersebut dengan istilah lajuran , yang merupakan bentuk badan manusia . Tari ini merupakan koleksi Kraton Yogyakarta. |
SRIMPI "RENGGOWATI"
Pencipta |
Sri Sultan Hamengku Buwono V |
Tahun |
1823-1855 |
Jumlah Penari |
5 (lima ) orang putri |
Property |
Boneka Burung Belibis |
Sekilas Cerita |
Mengkisahkan tentang Prabu Anglingdarma yang karena kutukan Dewa menjadi burung Belibis putih dalam pengembaraannya ia mencari titisan Dewi Setyawati isterinya yang telah meninggal dunia dengan membakar diri . Sampailah ia ke taman Bojonegara dan bertengger diatas pohon Sumarsana wilis . Secara kebetulan pada saat itu Dewi Renggowati sedang bercengkerama ditaman dan tertarik burung Belibis putih tersebut . Segeralah burung ditangkapnya, diembannya dibawa keperaduan . Akhirnya burung Belibis putih berubah kembali keasalnya yaitu Prabu Anglingdarma, dan dewi Renggowati memang benar titisan Dewi Setyawati isterinya . |
Tata Pakaian |
- Hiasan Kepala dengan jamang - Telinga dengan Ron - Cundhuk Menthul - Cundhuk Jungkat - Risolin - Pelik dari kertas dan ketep - Ceplok, jebehan - Kondhe dengan bentuk gelung Bokor - Godhegan - Kalung susun - Kelat bahu - Gelang kana 1 (satu) pasang - Subang 1 ( satu) pasang - Cincin - Baju tanpa lengan dari bahan beludru - Sondher (sampur ) Cindhe - Slepe berwarna emas - Keris bentuk branggah dengan Oncen - Kain batik biasanya bercorak Parang Rusak |
Tata Iringan |
- Gendhing Ladrangan atau sabrangan - Kendhangan Soroyudo - Ketawang , ayak-ayak srepegan |
GUNTUR SEGARA
Pencipta |
Sri Sultan Hamengku Buwono I |
Tahun |
1755-1792 |
Jumlah Penari |
4 ( empat ) orang putra |
Property |
Tameng dan Gada / Bindi |
Sekilas Cerita |
Mengambil lakon dari wayang Gedho atau ceritera Panji yakni ketika Raden Joyoseno seorang putera raja jenggala dari Ibu Dewi Wandansari , menghadap ayahnya agar diakui sebagai Puteranya . Akan tetapi raja Jenggala belum mau mengakui Joyoseno sebagai puteranya sebelum dapat mengalahkan putera Raden Brojonoto yang bernama Raden Guntur Segara. Di dalam perkelahian itu kedua kesatria tak ada yang kalah maupun menang . Akhirnya Raden Joyoseno diakui sebagai Putera raja Jenggala . |
Tata Pakaian |
|
Tata Iringan |
Maju dengan lagon , ngelik slendro patet Manyuro. Gendhing liwung untuk maju gendhing. Enjer dengan gendhing Kala Ganjur laras slendro patet manyuro |
Keterangan |
Tarian dengan ragam Tari Gagah Kambeng. Tari ini merupakan koleksi Kraton Yogyakarta. |
BEKSAN TUGU WASESA
Pencipta |
Sri Sultan Hamengku Buwono I |
Tahun |
1755-1792 |
Jumlah Penari |
4 (empat ) orang putra |
Property |
Tombak |
Sekilas Cerita |
Dari siklus Panji , menggambarkan perang antara Prabu Tuguwasesa seorang raja negara Jenggala melawan Prabu Dasalengkara seorang raja Negara Pudak setegal , diakhiri dengan kemenangan Prabu Tuguwasesa |
Tata Pakaian |
- Irah-irahan dengan Songkok berhiasan benang emas - Telinga dengan Sumping Mangkara memakai Oncen - Kelat Bahu - Kalung Tanggalan - Kaweng Cindhe - Sabuk dan Boro Cindhe - Kamus dan Kretep - Sondher ( sampur ) Cindhe - Celana Cindhe bentuk Panji-panji - Kain batik bercorak Parang rusak Barong gurdha - Buntal - Keris bentuk Gayaman memakai oncen |
Tata Iringan |
- Lagon Ngelik Laras slendro Pathet Manyuro - Gending Rino- rino laras slendro Pathet Manyuro - Gendhing Sumirat laras Slendro Pathet Manyuro untuk maju gendhing - Gendhing Gajah Tama laras slendro pathet Manyuro untuk enjeran - Perang dengan gendhing kala Ganjur laras slendro pathet Manyuro |
Keterangan |
Tarian ini dengan ragam tari Gagah Kalang Kinantang. Tari ini merupakan koleksi Kraton Yogyakarta. |
GOLEK "PAMULARSIH"
Jumlah Penari |
1 ( satu ) orang |
Sekilas Cerita |
Menggambarkan remaja putri yang sedang merias diri |
Tata Pakaian |
- Hiasan kepala memakai Jamang - Telinga dengan sumping - Cundhuk Menthul - Cundhuk Jungkat - Pelik dari kertas dan ketep - Ceplok , jebehan - Kondhe dengan Sinyong - Godhegan - Kalung Tanggalan - Sepasang kelat bahu - Sabuk - Sondher ( sampur ) Cindhe - Kain Batik parang rusak - Baju tanpa lengan dari bahan beludru |
Tata Iringan |
Gendhing Pamularsih |
LAWUNG AGENG
Pencipta |
Sri Sultan Hamengku Buwono I |
Tahun |
1755-1792 |
Jumlah Penari |
16 (enam belas ) orang |
Nama Posisi Penari |
- Lawung jajar - Lawung Lurah - Botoh - Salaotho - Ploncon |
Property |
Lawung ( Tongkat panjang dengan ujung tumpul ) |
Sekilas Cerita |
Menggambarkan para prajurit yang sedang latihan perang sambil menunggang kuda dengan senjata Lawung. Akan tetapi dibalik , secara visual menggambarkan latihan perang prajurit ada nilai filosofinya , yaitu menggambarkan suami isteri yang memadu kasih atas dasar itu tari Lawung di Kraton Yogyakarta selalu dipentaskan pada upacara temu pengantin |
Tata Pakaian |
- Irah-irahan dengan tephen kondhe Bineset, belakang dengan hiasan bunga yang diletakkan pada cundhuk berwarna emas dan rambut yang diklabang - Telinga dengan grompolan - Kelatbahu bentuk Candra Kiranan sepasang - Kalung Tanggalan - Kaweng Cindhe - Sabuk dan bara Cindhe - Kamus dan Kretep - Sondher ( sampur ) Cindhe - Celana Panji- Panji Cindhe - Kain Batik Corak poleng |
LANGENDRIYA "DAMARWULAN KROMO"
Pencipta |
K.G.P.A.A Mangkubumi Putera Sri Sultan Hamengku Buwono VI |
Tahun |
1876 |
Komposisi |
Dilakukan dengan posisi jongkok dengan dialog dan tembang Macapat dan tembang tengahan ,diselingi dengan dialog biasa |
Sekilas Cerita |
Mengambil dari serat Damarwulan yang mengisahkan perjalanan hidup Damarwulan,setelah Damarwulan berhasil membunuh Menakjinggo seorang Adipati Blambangan , ia dijadikan raja di negara Majapahit dengan gelar Prabu Brawijaya serta Dewi Kencana Wungu sebagai Permaisurinya |
Tata Pakaian |
Kostum Penari |
KLONO TOPENG
Jumlah Penari |
1 (satu) orang |
Property |
Topeng |
Sekilas Cerita |
Diambil dari siklus Panji Yang menggambarkan Prabu Klono Sewandono Jatuh cinta pada Dewi Candrakirana seorang putri Raja Kediri , karena sedang dirundung asmara maka ia selalu merias dirinya , ini tergambarkan pada ragam dan gerak tari yang menggambarkan orang yang sedang merias dirinya |
Tata Pakaian |
-Irah- irahan dengan bentuk tekes -Topeng berwarna merah tua -Telinga memakai sumping , oncen -Kalung Tanggalan -Sepasang kelat bahu -Kaweng Cindhe -Sabuk dan Bara Cindhe -Kamus dan kretep -2 (dua) sondher ( satu dikalungkan ) -Celana Cindhe bentuk Panji-panji -Buntal -Kain batik corak Barong Gurdha -Keris branggah , dikewal -Oren rambut |
Tata Iringan |
Gendhing Bendrong bisa laras Slendro atau Pelo |